Tazkirah Jumaat: Jangan Tinggalkan Doa
Termasuk kekeliruan manusia yang paling besar adalah meninggalkan berdoa dan menjauhinya. Demikian itu disebabkan oleh beberapa hal.
Sebagian orang beranggapan bahwa tidak berdoa lebih baik daripada berdoa. Jelas anggapan ini bertentangan dengan dalil-dalil dari Al-Quran maupun hadis-hadis.
Imam Hafiz Ibnu Hajar berkata bahwa Qusyairy meriwayatkan dalam kitab Ar-Risalah tentang perbezaan pendapat dalam masalah berdoa, mana yang lebih baik berdoa atau diam tidak berdoa dan rela menerima ketentuan takdir. Sebahagian ulama bependapat bahawa lebih baik berdoa sebab dalil-dalil tentang doa banyak sekali dan berdoa sebagai bukti sikap rendah diri dan rasa memerlukan.
Sebahagian yang lainnya berpendapat bahawa diam dan rela menerima kehendak takdir lebih baik daripada berdoa sebagai bukti penyerahan dan kerelaan penuh dalam menerima pemberian dan kurnia Allah.
Orang yang berdoa tidak tahu apa yang telah diputuskan untuknya jika Allah telah mentakdirkan apa yang sedang diminta bererti memohon sesuatu yang sudah diberikan, dan apabila Allah tidak mentakdirkan apa yang diminta bererti melawan kehendakNYA.
Jawapan dari masalah tersebut sebagai berikut.:
Doa merupakan ibadah yang menjadi bukti ketundukkan dan kelemahan kita dihadapan Allah.
Jika seseorang itu berkeyakinan bahawa tidak akan terjadi kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan, bukan berarti berdoa adalah tindakan melawan takdir akan tetapi untuk memperlihatkan rasa ketundukan kepada Allah. Kerana berdoa memiliki beberapa keutamaan ; antara lain mendapatkan pahala dari Allah atau untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi kecuali harus berdoa, kerana Allah menjadikan setiap sesuatu dengan sebab-sebabnya. [Fathul Bari 11/98]
Alasan-alasan oleh pihak yang menolak keutamaan berdoa.
[1]. Hadis yang berbunyi.
Ertinya : “Barangsiapa yang sibuk berzikir kepadaKu sehingga lupa berdoa, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa yang Aku berikan kepada orang yang berdoa.” [Hadits ini daif. Didaifkan oleh Ibnu Hajar, Fathul Bari 11/138]
[2]. Ucapan : “Mengkaji sifat-sifatKu cukup bagi hambaKu dari pada meminta kepadaKu.” Ucapan ini tidak benar bila disandarkan kepada Nabi Ibrahim bahkan ucapan tersebut batil. Sebab Allah tetap memerintahkan kita untuk berdoa, padahal Dia lebih tahu tentang sifat dan keadaan makhlukNya. [Al-Fawaid Al-Muntaqa hal.39]
Syaitan mendatangi seseorang lalu membisikkan supaya hamba itu meninggalkan berdoa, dan syaitan berkata: Wahai manusia, kamu adalah hamba yang banyak berbuat dosa dan ahli maksiat, bagaimana kamu berdoa kepada Allah sementara kamu sering meninggalkan perintahNya, lalu orang tersebut tergoda dan berhenti berdoa. Imam Hafiz Ibnu Hajar meriwayatkan ucapan dari Ibnu Uyainah: “Janganlah kalian berhenti berdoa tatkala merasa berdosa sebab Allah telah mengabulkan doa hambaNya yang paling jahat yaitu Iblis tatkala berdoa. (Artinya) Ya Allah beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.” [Al-A’raaf : 14] [Fathul Bari 11/144-145]
Betapa ramainya dari kalangan manusia tidak mengerti keutamaan dan kemuliaan berdoa. Al-Mubarak Furi berkata: “Ketahuilah bahawa berdoa dan memohon kepada Allah adalah ibadah yang paling utama dan mulia, Allah memerintahkan kepada hambaNya dan Allah menjamin akan mengkabulkan doa tersebut. [Mara atul Mafatih 7/339]
Imam Syafii berkata dalam syairnya,
Apakah kamu melecehkan dan meremehkan doa;
Kamu tidak tahu rahsia yang terkandung dalam berdoa;
Panah di malam hari tidak mampu ditelusuri;
Namun semua pasti mempunyai batas akhir.
:: Dari buku Jahalatun Nas Fid Doa(جهالة الناس فى الدعاء) edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa hal. 33-36 Darul Haq
SUMBER: Azridul Menulis